5 Jebolan Real Madrid yang Malah Bersinar di Klub Lain

Bagikan

5 jebolan pemain yang pernah pelatihan di akademi Real Madrid, namun setelah meninggalkan klub, mereka berhasil bersinar di tim lain.

5 Jebolan Real Madrid yang Malah Bersinar di Klub Lain

Kelima pemain ini adalah contoh nyata bahwa meskipun mereka meninggalkan Real Madrid, mereka mampu mencapai level yang sangat tinggi dan menjadi legenda di klub lain. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi mengenai sepak bola menarik lainnya hanya klik FOOTBALLZA.

Juan Mata Dari La Fabrica ke Premier League

Juan Mata adalah salah satu produk terbaik dari akademi sepak bola Real Madrid, La Fabrica. Meskipun tidak pernah bermain untuk tim utama Real Madrid, Mata menunjukkan bakatnya yang luar biasa saat bermain untuk Real Madrid Castilla, tim cadangan klub tersebut.

Pada musim 2006-2007, Mata mencetak sembilan gol dalam 39 penampilan untuk Castilla, yang menarik perhatian banyak klub besar di Eropa. Namun, dengan persaingan ketat di tim utama Real Madrid, Mata memutuskan untuk mencari peluang bermain reguler di tempat lain, dan pada musim panas 2007, ia bergabung dengan Valencia.

Di Valencia, Mata benar-benar mulai menunjukkan potensinya sebagai salah satu gelandang serang terbaik di Eropa. Selama empat musim di klub tersebut, ia membuat 174 penampilan dan mencetak 46 gol, serta membantu Valencia memenangkan Copa del Rey pada tahun 2008.

Performa impresifnya di Valencia membuatnya menjadi incaran banyak klub besar, dan pada tahun 2011, Chelsea berhasil mendapatkan tanda tangannya dengan biaya transfer sekitar €28 juta. Kepindahan ini menjadi titik balik dalam karier Mata. Kemudian di mana ia mulai bersinar di salah satu liga paling kompetitif di dunia, Premier League.

Marcos Alonso Perjalanan Panjang Menuju Kesuksesan

Marcos Alonso Mendoza memulai perjalanan panjangnya menuju kesuksesan dari akademi sepak bola Real Madrid, La Fabrica. Meskipun hanya tampil sekali untuk tim utama Real Madrid, Alonso menunjukkan bakatnya yang luar biasa saat bermain untuk Real Madrid Castilla, tim cadangan klub tersebut.

Pada tahun 2010, ia memutuskan untuk mencari peluang bermain reguler di tempat lain dan bergabung dengan Bolton Wanderers di Premier League. Di Bolton, Alonso mulai menunjukkan potensinya sebagai bek kiri yang tangguh dan serba bisa. Selama tiga musim di Bolton, ia membuat 35 penampilan dan mencetak lima gol, yang menarik perhatian klub-klub besar di Eropa.

Setelah masa sukses di Bolton, Alonso pindah ke Fiorentina pada tahun 2013. Di Italia, ia benar-benar mulai bersinar dan menunjukkan kemampuannya sebagai bek kiri yang andal. Selama tiga musim di Fiorentina, Alonso membuat 58 penampilan dan mencetak empat gol. Performanya yang konsisten dan kemampuannya dalam bertahan serta menyerang membuatnya menjadi salah satu bek kiri terbaik di Serie A.

Pada tahun 2014, ia juga sempat dipinjamkan ke Sunderland, di mana ia membantu klub tersebut bertahan di Premier League. Pengalaman bermain di Italia dan Inggris membuat Alonso semakin matang dan siap untuk tantangan yang lebih besar.

Baca Juga: Arsenal Sedang dalam Perburuan Striker PSG, Randal Kolo Muani

Achraf Hakimi Bintang Muda yang Bersinar di PSG

Achraf Hakimi adalah salah satu bintang muda yang paling bersinar di dunia sepak bola saat ini. Lalu perjalanan kariernya dari Real Madrid hingga Paris Saint-Germain adalah bukti dari bakat dan kerja kerasnya. Hakimi memulai karier profesionalnya di Real Madrid Castilla, tim cadangan Real Madrid, pada tahun 2016.

Meskipun hanya tampil sembilan kali untuk tim utama Real Madrid, Hakimi menunjukkan potensinya sebagai bek kanan yang tangguh dan serba bisa. Pada tahun 2018, ia dipinjamkan ke Borussia Dortmund, di mana ia benar-benar mulai menunjukkan kemampuannya. Selama dua musim di Bundesliga, Hakimi membuat 54 penampilan dan mencetak tujuh gol. Kemudian juga membantu Dortmund memenangkan DFL-Supercup pada tahun 2019.

Setelah masa sukses di Dortmund, Hakimi pindah ke Inter Milan pada tahun 2020 dengan biaya transfer sekitar €40 juta. Di Serie A, Hakimi terus menunjukkan performa impresifnya, membantu Inter memenangkan gelar Serie A pertama mereka dalam 11 tahun pada musim 2020-2021.

Selama satu musim di Inter, Hakimi membuat 37 penampilan dan mencetak tujuh gol, yang menjadikannya salah satu bek kanan terbaik di liga. Kecepatan, kemampuan bertahan, dan kontribusinya dalam serangan membuatnya menjadi pemain yang sangat berharga bagi Inter. Namun, kesuksesan di Italia hanya menjadi batu loncatan bagi Hakimi untuk mencapai level yang lebih tinggi.

Alvaro Morata Striker yang Menemukan Jalan di Luar Madrid

Alvaro Morata adalah contoh sempurna dari seorang pemain yang menemukan kesuksesan setelah meninggalkan Real Madrid. Memulai kariernya di akademi La Fabrica, Morata menunjukkan bakatnya sebagai striker yang menjanjikan. Namun, persaingan ketat di tim utama Real Madrid membuatnya sulit mendapatkan waktu bermain reguler.

Setelah tampil dalam 37 pertandingan dan mencetak 10 gol untuk tim utama, Morata memutuskan untuk mencari peluang di tempat lain. Pada tahun 2014, ia bergabung dengan Juventus dengan biaya transfer sekitar €20 juta, sebuah langkah yang terbukti sangat penting dalam kariernya.

Di Juventus, Morata benar-benar mulai bersinar. Selama dua musim di Serie A, ia membuat 64 penampilan dan mencetak 15 gol, serta membantu Juventus memenangkan dua gelar Serie A dan dua Coppa Italia. Performanya yang impresif di Italia membuat Real Madrid memutuskan untuk membelinya kembali pada tahun 2016 dengan biaya sekitar €30 juta.

Meskipun kembali ke Real Madrid, Morata sekali lagi kesulitan mendapatkan waktu bermain reguler. Ia harus bersaing dengan pemain-pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale. Setelah satu musim yang sukses namun terbatas, di mana ia mencetak 15 gol dalam 26 penampilan. Namun Morata memutuskan untuk mencari tantangan baru di luar Spanyol.

Raul de Tomas Penyerang yang Bersinar di Espanyol

Raul de Tomas adalah contoh sempurna dari seorang pemain yang menemukan kesuksesan setelah meninggalkan Real Madrid. Memulai kariernya di akademi La Fabrica, de Tomas menunjukkan bakatnya sebagai penyerang yang menjanjikan. Namun, persaingan ketat di tim utama Real Madrid membuatnya sulit mendapatkan waktu bermain reguler.

Setelah tampil dalam beberapa pertandingan untuk tim cadangan dan tim utama, de Tomas memutuskan untuk mencari peluang di tempat lain. Pada tahun 2015, ia mulai menjalani serangkaian peminjaman ke berbagai klub, termasuk Córdoba, Valladolid, dan Rayo Vallecano. Dan juga di mana ia mulai menunjukkan potensinya sebagai penyerang produktif.

Di Rayo Vallecano, de Tomas benar-benar mulai bersinar. Selama dua musim peminjaman di klub tersebut, ia mencetak 38 gol dalam 65 penampilan, membantu Rayo Vallecano meraih promosi ke La Liga. Performanya yang impresif menarik perhatian banyak klub besar, dan pada tahun 2019, ia bergabung dengan Benfica dengan biaya transfer sekitar €20 juta.

Namun, masa tinggalnya di Portugal tidak berlangsung lama, karena pada Januari 2020. Lalu de Tomas kembali ke Spanyol untuk bergabung dengan Espanyol dengan biaya transfer yang sama. Di Espanyol, de Tomas menemukan kembali performa terbaiknya dan menjadi salah satu penyerang paling berbahaya di La Liga. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya.